.: Kisah Ammar Bugis :.

Ammar Haitsam Bugis adalah seorang pemuda yang mendapatkan musibah berat berupa kelumpuhan total sejak bayi berusia dua bulan. Hanya kedua mata dan lidahnya yang bisa bergerak. Ucapannya juga kurang jelas apabila ia berbicara. Untuk berjalan harus di dorong oleh pendampingnya dengan kereta bayi. Meskipun mengalami kelumpuhan total, tapi tidak menghalanginya untuk tetap terus menimba ilmu pengetahuan dan melawan segala rintangan dan tantangan. Ia menjadi teladan dalam semangat, tekad dan kemauan yg kuat. Belum lama Ammar diwisuda diantara ratusan mahasiswa lainnya yg normal fisiknya, ia lulus dari jurusan Jurnalistik di King Abdul Aziz Universiti di Jeddah KSA dg mendapatkan hasil cum laude (nilai istimewa) dan mendapatkan penghargaan langsung dari Gubernur   Makkah dan Wilayah Barat Amir Khalid bin Faishal.

Ammar Bugis dilahirkan di Amerika Serikat tanggal 19 Shafar 1407H /  22 Oktober 1986 M dalam keadaan normal, ketika berusia dua bulan mengalami kelumpuhan total. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa umur Ammar tidak akan lebih dari dua tahun. Alhamdulillah ia masih diberi umur panjang oleh Allah sampai sekarang usianya 26 tahun. Waktu kecil ia sekolah di Amerika sampai kelas tiga SD di sekolah umum bersama anak-anak yang normal fisiknya dan nilai raportnya istimewa. Saat sekolah di Amerika, Ammar mendapatkan perlakuan yang baik dari pihak sekolah. Karena kondisi fisiknya yang cacat dan kesehatannya yang sering terganggu, Ammar sering tidak masuk sekolah. Pihak sekolah memakluminya dan mengutus guru wali kelas ke rumah Ammar untuk mengajar Ammar pelajaran yang tertinggal. Selain itu pihak Sekolah juga menemui ayah Ammar yg sedang mengambil program Doktor di Amerika, memberikan masukan kepada Ayah Ammar jangan sampai memberhentikan atau melarang Ammar berangkat ke Sekolah.Hal lain lagi yang menarik, dalam pelajaran olah raga Ammar tidak bisa mengikuti olah raga bersama teman-temannya, pihak sekolah menyiapkan alat-alat fisioterapi di sekolahnya untuk Ammar berolah Raga sekaligus sebagai bentuk pengobatan dan dipandu oleh seorang ahli fisioterapi. Selama Ammar belajar di Sekolah ada seorang pemandu khusus untuk menemani Ammar yang disediakan oleh pihak   Sekolah selama di sekolah. Ketika Ayahnya selesai dari studi S3 nya dan pulang ke Jeddah – Saudi Arabia, keluarganya tidak mendapatkan sekolah yg mau menerimanya dg alasan ia anak lumpuh yg tidak normal, sekolah tidak mampu untuk memberikan perhatian khusus kepadanya. Ammar disarankan untuk belajar di Sekolah Luar Biasa. Ammar tetap ingin belajar di sekolah umum dengan anak-anak yang normal.

Dari kecil Ammar merasa saya tidak ada bedanya dengan anak-anak yang normal, saya yakin bahwa saya mampu melakukan apa-apa yang mereka lakukan seperti belajar di sekolah yang formal. Ammar tidak ingin dikasihani orang lain. Akhirnya kakek Ammar dapat meyakinkan salah satu kepala sekolah dan diperbolehkan belajar di rumah (Home Schooling) dan saat tes datang ke sekolah mengikuti ujian. Alhamdulillah Ammar berhasil sampai lulus SMA dg hasil raport rata-rata 96 dari nilai 100. Cara Ammar belajar, cukup pendamping Ammar dari pihak keluarga menyiapkan buku pelajaran dan diletakkan disamping Ammar sambil berbaring ia membaca sendiri buku pelajaran, jika sudah selesai dua halaman maka pendamping Ammar membalikkan lembaran kertas di buku ke halaman berikutnya, begitu sampai selesai Ammar membaca buku. Allah berikan kekuatan Hafalan yang luar biasa, Masya Allah.

Ammar melanjutkan kuliah di King Abdul Aziz Universiti di Jeddah jurusan Jurnalistik. Ammar minat dengan dunia jurnalistik dan ingin membuktikan bahwa orang yang cacat secara fisik, orang yang berkebutuhan khusus mampu untuk sukses di berbagai bidang. Meskipun diawal mula kuliah mendapatkan tantangan dari sebagian dosen yang menganggap Ammar tidak pantas untuk diterima kuliah di universitas tersebut karena ia anak yang lumpuh total malah akan merepotkan civitas akademika. Ia tetap berjuang dan sabar menghadapi segala sikap yang tidak mengenakkan dan menyakitinya. Pernah suatu saat ketika   Ammar menuju kelas di kampus, dosen yang akan mengajar di kelas juga berjalan menuju Aula, ketika Ia melihat Ammar maka dosen tsb menyegerakan langkah kakinya mendahului Ammar masuk kelas dan segera mengunci pintu kelas. Pendamping Ammar segera mengetuk pintu kelas tapi dosen tersebut tidak membukakan pintu. Meskipun Dosen punya aturan bahwa siapa saja mahasiswa yang datang terlambat setelah ia masuk pintu kelas maka mahasiswa tidak boleh ikut belajar di jam pelajaran tersebut, tapi melihat kasus Ammar tadi, seharusnya dosen tersebut tidak perlu menyegerakan langkah dan mendahului Ammar. Apalagi ia seorang penderita Lumpuh termasuk orang yang berkebutuhan khusus (menurut istilah Ammar “orang yang berkemampuan khusus”) seharusnya mendapatkan dispensasi dan perhatian khusus dari pihak sekolah/kampus dan masyarakat. Ammar berhasil mendapatkan nilai IP 4,84 dari maksimal angka 5. Dan berhasil sampai lulus dengan nilai istimewa dan mendapatkan rangking pertama.  Ammar juga hafal Al Quran 30 juz, yg ia hafal dalam dua tahun saat Ammar berusia tiga belas tahun.

Ammar mempunyai cita-cita ingin menjadi wartawan. Maka ia berusaha bersungguh-sungguh dengan segala potensi yang Allah berikan kepadanya, punya tekad dan kemauan yang kuat agar dapat mencapai cita-citanya. Ia tidak ingin menjadi beban bagi keluarga atau orang lain. Dia harus mandiri.  Ammar berhasil mencapai cita-citanya menjadi wartawan di harian “Al Madinah” di Jeddah selama lima tahun kemudian sekarang sbg wartawan di Harian Ukadz, Jeddah. Ia meliput berita Sepak Bola dan dan menulis di kolom Kemasyarakatan. Sungguh, orang-orang seperti Ammar banyak terdapat di masyarakat, mereka butuh dukungan kita, mereka perlu diberi kesempatan untuk sekolah di sekolah dengan anak2 yg sehat, untuk bekerja bersama teman-temannya yang sehat. Sering masyarakat bahkan anggota keluarga sendiri bahkan mematikan potensi dan kemampuan dari orang-orang yang berkebutuhan khusus.

Ammar bercita-cita untuk melanjutkan program   Master dan Doktor diluar negeri. Alhamdulillah ketika penulis berkunjung ke rumahnya di Jeddah, Ammar bercerita bahwa Alhamdulillah ia diterima menjadi dosen di salah satu universitas di Dubai, Emirat dan mendapatkan beasisa untuk melanjutkan S2 di sana. Seorang Putera Mahkota Dubai bernama Hamdan bin Muhammad bin Rasyid Al Maktum dijuluki Fazza ‘ usianya belum sampai  tiga puluh tahun, sempat melihat film Ammar di You Tube, setelah itu ia mengundang Ammar ke Dubai.Sesampainya Ammar di Dubai disambut dengan sambutan resmi seperti tamu kenegaraan, dijamu dengan jamuan istimewa dan perlakuan yang sangat baik. Ammar ditanya apa keinginannya. Ammar ingin menjadi dosen dan ingin melanjutkan S2. Putera Mahkota memenuhi keinginan Ammar untuk menjadi dosen dan memberikan bea siswa untuk Ammar melanjutkan S2 nya di Dubai. Rumah, mobil dan gaji yang besar diberikan kepada Ammar. Putera Mahkota Dubai waktu pertamakali jumpa dengan Ammar mengatakan bahwa ketika saya melihat tayangan film ttg anda, saya merasa rendah dan belum berbuat sesuatu amal pun. Wahai Ammar selama saya masih diberi Allah umur panjang maka saya akan terus mendukungmu sampai salah satu dari kita berdua menemui ajalnya.

Beliau telah menulis buku tentang kisah hidupnya dengan judul “Qohir Al Mustahil” (Penakluk Kemustahilan) yang edisi terjemahnya telah diterbitkan oleh penerbit Republika. Buku yang diberi kata pengantar oleh Tujuh orang diantaranya Dr. Muhammad Al Arifi dan Tiga orang Menteri berisikan   motivasi untuk orang-orang berkebutuhan khusus dan untuk kita yang yang sehat secara fisik bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan keuletan, tekad yang kuat, pantang menyerah serta tawakal kepada Allah.

https://pondokcurhat.wordpress.com/2013/01/21/kisah-ammar-bugis/

***

.: Syaikh Ammar Bugis menjadikan kita malu pada diri sendiri :.

Beliau adalah Syeikh Ammar Bugis seorang ulama Jedah juga seorang penghafal Al-Qur’an yang lahir di Amerika Serikat pada tanggal 22 Oktober 1986. Nama Bugis di ambil dari nama kakeknya yang berasal dari Makassar, Sulawesi yaitu Syeikh Abdul Muthalib Bugis yang hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan mengajar tafsir di Masjidil Haram.

Sejak lahir kondisi beliau lumpuh total tidak bisa berdiri bahkan kepala pun tak bisa ditengokkan ke kanan dan ke kiri, begitupun dengan lidah yang menjulur keluar sejak lahir, namun siapa sangka banyak kelebihan yang beliau miliki. Beliau sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 13 tahun dalam 2 tahun, tak pernah patah semangat untuk banyak mempelajari Al-Qur’an, bahkan beliau pun mengajar sebagai dosen di Universitas Dubai.


Kehidupan beliau dengan serba keterbatasan menjadikan cerminan bagi kita agar lebih banyak bersyukur, lebih banyak belajar, lebih banyak beribadah, lebih dekat dengan Allah SWT. Beliau bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dengan cara pandang beliau dengan keterbatasannya yang sangat menyayangkan banyak kaum muslimin yang memiliki fisik yang sempurna tapi banyak yang tidak yakin dengan kemampuan dirinya, kurang yakin dengan jaminan Allah Yang Maha Kuasa.

Kesungguhan beliau dalam menjalani kehidupan yang terbatas terbukti atas di anugerahkannya seorang istri dan anak, sebuah keluarga kecil untuk beliau.

Bahkan dalam buku karangan beliau, beliau pernah menulis beberapa pertanyaan dalam judul “Qohir Al-Mustahil” (Penakluk Kemustahilan) :

Bagaimana saya mengungkapkan keinginan (menikah) ini  ?
Kira kira seperti apakah reaksi mereka ?
Bagaimana saya akan menjalani kehidupan rumah tangga ?
Apakah saya layak menikah ?
Apakah ada perempuan yang bersedia menjadikan saya sebagai suami ?

Jawaban atas pertanyaan beliau Allah jawab dengan dihadirkannya Ummu Yusuf sebagai pendamping hidupnya.

Nah fenomena Syeikh Ammar ini menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Namun pikiran dan perasaan kita sendiri yang seringkali memustahilkan diri kita yang akhirnya itu semua menjadi do’a buat kita sendiri. Dalam sebuah hadits, Allah SWT menyatakan bahwa :

“Ana ‘inda zhanni ‘abdi bii / Aku ini sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku” (HR.Bukhari & Muslim)

Artinya, Allah akan ‘’menuruti’’
persangkaan pikiran dan perasaan manusia akan takdirnya sendiri. Sebagai contoh ketika banyak orang merasa mustahil bisa naik haji karena kondisinya miskin atau banyak utang. Yang akibatnya, malah mustahil beneran. Padahal, dengan bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa, kemiskinan dan utang bukan hambatan untuk ke Tanah Suci.

Mari kita do’akan beliau dan tingkatkan rasa syukur kita, jadikan beliau sebagai motivator dalam kehidupan kita.
Aamiin…

Komentar

Postingan populer dari blog ini